c | Night changes | Journey To Northen Light

Night changes

Seperti perjanjian ku dan Adam,  setelah Adana berumur 3 tahun aku pindah ke rumahnya.
Ugh Tuhan
๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜Ÿ๐Ÿ˜ฉ
Aku baru saja menginjakkan kaki ku di rumah ini, rasanya sudah ingin pulang.
Penyebab utamanya si tua mertuaku yang selalu menganggap ku salah.
Ugh sudah lah, lagi pula sekarang sudah ada Adana. Aku harap dia sudah berubah.

Hari pertama.., ๐Ÿ˜ƒ
hari kedua..,๐Ÿ˜
hari ketiga..,๐Ÿ˜ฎ
Hari selanjutnya ๐Ÿ˜ฅ๐Ÿ˜ฆ๐Ÿ˜ง๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ˜ค๐Ÿ˜ฉ๐Ÿ˜ฐ๐Ÿ˜Ÿ๐Ÿ˜ž๐Ÿ˜ญ
๐Ÿ™‡๐Ÿ™‡๐Ÿ™‡

Berita buruk,
Ini bukan lagi masalah Mawar, menurutku aku sudah kebal.
Tapi Adam.
Aku merasa benar-benar sendiri disini.
Ia menarik ku ke pusaran air yang gelap, lalu meninggalkan ku disana.

Entah apa yang terjadi dengannya, dia sudah tidak suka menceritakan harinya. Dan kemudian, iblis apa yang singgah, Adam 100% bukan dirinya yang ku kenal. Adam sudah tidak suka gaya hasil lagi, pakainya sudah mengikuti tren, setiap ada barang baru di majalah ia langsung meluncur untuk mendapat kan produk tersebut.
Oh Tuhan
๐Ÿ˜ฒ๐Ÿ˜ฒ๐Ÿ˜ฒ
Pola tidur nya berantakan. Dia sudah mulai membolos dari gym. Badannya yang sempurna perlahan (kemungkinan) ๐Ÿ˜ต tapi untunglah keadaannya sekarang masih sama six pack nya.
Adam lebih sering pulang larut malam dengan alasan pekerjaan yang menumpuk. Tapi aku tahu ada pekerjaan lain selain kantor, sudah jelas dari bau alkohol di mulutnya. Aku juga mencium parfum nya berubah. Tapi karena dia bertemu banyak orang, dan tidak sengaja saling menempel bersama teman-teman, jadi..๐Ÿ˜ƒ aku berusaha berpikir positif.
Tapi
Ini bukan hanya soal itu, aku hanya takut, dia bukan lah seperti Adam yang ku nikahi dulu.

โ€œ sayang, maukah kau membawa Adana ke rumah ibumu akhir pekan ini? sepertinya aku akan melembur! Aku akan menjemput kalian minggu sore!โ€

โ€œ minggu sore?โ€ sontak aku langsung tak bernafsu makan.

โ€œ seharunya kau menghargainya.. Adam bekerja sendirian! Dan kau hanya mengurus Adana, sembari menghamburkan uang.โ€ Mawar menanggapi. Tapi mataku belum bisa terlepas dari pandangan Adam yang masih menikmati makan paginya.

โ€œ ya.. hanya hari ini dan besok!โ€ jelasnya.

โ€œ Tapi dulunya kau tidak pernah seperti itu! Kau bahkan tahu persis kapan waktu untuk bersama keluarga, dan kapan kau harus bekerja!โ€ suaraku masih lembut, meski sejujurnya aku ingin sekali marah-marah padanya, mengingat sudah setahun sejak kepindahan kami ke rumah besar Mawar, Aku lebih sering diabaikan.

โ€œ Menyadari atau tidak, hidup penuh perubahan!โ€ ia memandang ku sekilas, lalu terfokus ke makanannya bersamaan selesai bicara.

โ€œ tugasmu hanya mengurus anak!โ€ Mawar menekankan kata perkata yang ia ucapkan sebelum pada akhirnya ia berdiri lalu meninggalkan meja makan.

Aku sadar betul bagaimana perubahan ini terjadi, Adam menghabiskan waktunya lebih lama diluar rumah! Seakan-akan ada planet lain diluar sana yang lebih baik dari bumi untuknya hidup.

Masih dalam keheranan yang membelenggu dalam benakku, aku menyuapi Adana yang duduk disampingku.

Adam yang masih menikmati makanannya mulai asik dengan dunia ponsel canggihnya. Nyaris melupakan bahwa aku dan Adana ada didepannya.

Setelah sarapan pagi menyebalkan itu Adampun mengantarku ke perpustakaan Ayahnya, tempat dimana Mum bekerja.

Setelah mobil berhenti aku langsung membawa Adana turun tanpa berkata apa-apa lagi, karena tadi di perjalanan Adam sudah bilang kalo dia tidak akan mampir.

โ€œ Arzalea..โ€ panggil Adam ketika dua langkahku sudah menjauh dari mobilnya. Akupun membalikkan badan. โ€œ Hlm.. โ€ Adam menggeleng.

โ€œ ini akan menjadi hari yang menyebalkan.โ€ Keluhku menarik suara tawanya keluar. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke Adana.

โ€œ kemarilah sayang.., beri Dad pelukan!โ€ Adam mencondongkan badannya mendekati pintu mobil dikirinya. Rasanya aku ingin membawa Adana pergi, tapi karena Adana juga tidak sabar ingin memeluk Dad nya aku pun berjalan mendekati mobil.

Adam mengelus rambut Adana dan mengecup keningnya.
Sekonyong -konyong ia memandang ku.

โ€œ sekarang giliranmu..โ€ Adam mengelus pipiku.

โ€œ aku benci padamu!โ€ ucapku kesal sembari mengecup bibirnya sekilas.  Adam mendengus dan tertawa.
Lalu akupun segera melangkahkan kakiku memasuki perpustakaan tanpa menunggu Adam mengendarai mobilnya.

โ€œ Adana..โ€ wajah kegirangan mulai nampak dari Mum ketika menyebut nama Adana. Lalu secepat mungkin mengambil alih Adana dari gendonganku. Aku hanya bisa tersenyum lalu menyandarkan badanku disofa.

โ€œ dia berubah Mum..โ€ keluhku sedih.
Ouh ya Tuhan baru sedetik yang lalu aku membuatnya bahagia karena kedatangan Adana.

โ€œ ceritakan! apa yang terjadi?โ€ Mum terlihat panik sembari memangku Adana disampingku.

โ€œ seperti yang lalu-lalu.. ia pulang larut, dan hari ini memintaku bermalam dirumah Mum, dia akan menjemput kami besok!โ€ Mum terdiam sesaat. Lalu aku memandang Adana yang matanya terlihat melamun. Akupun menyentuh pipinya, lalu merapikan rambutnya didekat dagu. Ia langsung mengalihkan pandangannya padaku, tersenyum.

โ€œ ini akhir pekan! Mum saja hanya bekerja setengah hari. Masa suamimu yang boss mau melembur?โ€ mata mum terheran-heran. Sepertinya ada kecurigaan dibalik ucapan itu, meski ia tak mampu mengeluarkannya.
Seharunya Mum tidak pernah libur. Setiap harinya menjaga perpustakaan. Tapi suatu hari, ada seorang anak perempuan yang masih berstatus siswa disalah satu sekolah menengah atas, memohon-mohon pekerjaan pada Mumum agar bisa membayar sekolahnya. Mumpun tidak tega, akhirnya ia bertanya pada Mawar dan menjelaskan semuanya. Sayangnya Mawar tidak peduli. Ia tak mau perpustakaan dikelola lebih dari satu orang, ia keberatan mengeluarkan lebih banyak uang untuk perpustakaan. Padahal hartanya berlimpah. Akhirnya Mum menerima Hadid secara tidak resmi. Bisa dikatakan ilegal. Ia membagi gajinya dengan Hadid yang bekerja setengah hari, sepulang sekolah. Dan menggantikannya diakhir pekan.

โ€œ Entahlah mum.. sesuatu terjadi pada kami sejak pindah rumah itu.โ€ Aku menoleh Mum sekilas. โ€œ Seakan ada sesuatu yang meranggangkan hubungan kami.โ€ Lanjutku melamun sembari mengingat kiranya kesalahan apa yang ku perbuat hingga Adam terkesan bosan padaku.
Sekitar beberapa detik berlalu.. pikiranku malah menampilkan Arka. Sosok itupun kini mulai mendekat, melangkah maju melewati pintu kaca tembus pandang perpustakaan. Bukan hanya itu.. dibelakangnya ada Vaad dan Virgi yang tengah saling memandang sembari tertawa bahagia.

โ€œ Mum yakin.. dia bisa menghiburmu!โ€ Mum berbisik ditelingaku, membuatku mengalihkan pandangan ke Mum, lalu kembali memandang ke depan yang sudah menampilkan Arka.

Akupun tiba-tiba tegang.
โ€œ A-Arka..โ€

Suaraku tersendat,
Aku bingung.
Beberapa sistem yang rapuh, berusia memperbaiki diri, hanya karena kembali melihat harapan muncul.
Oh tidak, itu akan jadi mimpi buruk.
Keadaan ku sedang tidak baik, yang dalam keadaan baik saja ia bisa merubah semuanya, apalagi dalam keadaan seperti ini?

Share:

0 komentar