Puisi; Bisikan kekekalan
Aku tertegun dalam kelabu rembulan
Kesengsaraan takdir terukir dalam cahaya pendarnya.
Aku menutup mataku untuk memudarkan beberapa pikiran tak berakal;
yang sempat meliuk-liuk dalam kepalaku.
Tapi dunia berubah aneh.
Aku keluar dari batas pikiranku.
Semua hal yang ku tatap terlihat ganjil.
wajah-wajah disekelilingmu membuat perasaanku canggung.
aku terkucilkanādidalam perasaanku.
Aku menggali kuburan janji yang pernah ku dengar dalam otakku.
sebagian menghilang tanpa jejak.
dan yang lainnya nampak mulai menampakkan huruf, gradual.
Aku menunggu dalam sebuah proses yang sudah mulai monoton.
lalu termenung; apakah memang ada?
Sekali lagi ku tatap ruang panjang tak berujung itu.
Lagi-lagi yang ku lihat hanya gelap.. huruf-huruf janji berkelip ruai.
Aku beringsut meninggalkan tempat ituādengan harapan.
Untuk hal yang akan datang;
dalam perjanjian abadi yang tidak mungkin tidak akan dibayar.
Kekekalan menunggu.. kematian yang agung menanti.
waktu bergelombang menjalar.
Cerita nyaris tamat;
melewati puncak tertinggi disamping lekukan rendah sebuah fabula.
Dalam akhir kegelapan disamping cahaya; yang abadi.
0 komentar