Sounds of fear 8
![]() |
this picture was took in Sydney by me. was one of y fav day |
Aku ini aneh, susah payah memperbaiki hatiku, Padahal kami cuma anak ingusan. Bukan kkah aku juga sudah tau kalau seharusnya aku fokus pada mimpi mimpi ku, bukan nya singgah pada cowok di masa SMA seperti ini. Memalukan.
Aku benar benar menjadi seseorang yang tidak aku sukai saat ini. Mikael itu terlalu ajaib. dari semua hal hal yang aku dapatkan Mikhael membuat ku ingin tinggal disini. dan itu sesuatu yang aku takutkan dengan sangat. bila akhirnya aku memilih Mikhael dari mimpi mimpi ku ?! dan itu akan menjadi mimpi buruk sepanjang hidup ku. sepertinya.
okay sudah jelas sekarang. pikiranku sedikit tergeser. siapapun itu di dalam sana yang mengendalikan otakku, tolonglah bangunkan aku. bawa aku kembali pada jalanan tak berujung pada mimpi mimpi indah itu.
AKu belum melihat Mikhael dari tadi pagi. Aku berangkat terlalu pagi, lalu pergi lebih awal saat istirahat. Aku sih cuma ke perpustakaan, hanya karena aku malas bertemu Mikhael. bukanya apa.. aku hanya tidak mau masuk terlalu dalam pada drama ini. dimana aku mulai merasa ingin tinggal pada kehidupan normal sekelilingku. dan aku benci diriku saat ini. okay, itu memang benar, aku tidak senormal itu. sedikit aneh. dan aku pernah berharap menjadi normal. tapi seperinya aku ingin menarik harapanku itu saat ini. hanya karena ternyata menjadi normal seperti ini dengan menikmati masa SMA seperti anak remaja normal " punya pacar" itu penuh drama. dan aku sebagai anak sedikit aneh yang hanya "belajar" pada masa SMA ku membuatku merasa aku lebih menyukai diriku yang aneh dan suka belajar ketimbang anak normal yang berpacaran. entahlah aku hanya merasa lebih berkelas hanya karena tidak memiliki drama semacam ini. Sekarang aku ingin pulang lebih cepat, tapi tetap harus menunggu ayah. Ugh.. " Aurora.." Aduh kenapa sih suara Mikhael dimana mana. Tapi kali ini pundak ku di sentuh. Jadi aku bisa berkesimpulan seseorang memang memanggilku. " setidaknya tunggu aku.!" Okay jadi ini benar benar Mikhael. Aku tidak menghayal. Langkah Langkah ku tidak karuan. " aku hanya respect pada ayah mu, itu sebabnya aku tidak berkata apa apa saat kau pergi." Sebenarnya aku tidak meminta penjelasan, tapi bibirku yang manyun seperti nya telah memberitahu nya. " Aurora.." sekarang jari jemariku di sentuh. Langkah ku benar benar berhenti. Dan aku akan gagal untuk tidak mempedulikan nya. Sekarang kami berhadapan. Aku sendiri menatap tali sepatu ku. Takut. Bisa bisa aku menangis menatap nya. Atau parah nya aku memeluk nya. " lihat mataku, sekali saja!" Aku tidak bergerak. "Aurora.." sekali lagi ia berusaha. aku tetap membisu. anak anak berlalu dari hadapan kami, dan aku lebih suka mengalihkan pandanganku ke arah mereka ketimbang memperhatikan Mikhael. Dan kami terjebak hening. " Aurora sekarang katakan apa mau mu?" aku menundukan kepala. hanya berusaha menghindari tatapan Mikhael. " Aurora..," suaranya lebih nyaring, Dan aku takut. Tangannya menyentuh pundakku. dan aku memberanikan diri. " Bawa aku pergi dari Kota ini!" sahut ku. Mikhael menatapku, bingung. Kami terdiam dalam hening menakutkan. Aku enggan mengakui ini. Tapi.. Lihat lah aku tersadar dengan sendiri nya. anak belasan tahun ini.. sungguh miris kami terjatuh dalam hubungan seperti ini. Aku mengangguk. Bibirku melebar. " kau lihat kan betapa umur kita begitu mempengaruhi keberanian. " aku tidak berniat menunggu jawab an nya. Dan aku bergerak menjauh. " itu tidak akan menyelesaikan apapun." Mikhael berusaha meraih tanganku. dan aku mengindarinya. " kalau begitu katakan apa yang bisa aku lakukan?" " stay with me please!" mohonnya. mata kami bertemu sesaat. Aku menghela nafas panjang. Begini saja, aku harus membuat pengakuan miris kalau pesona Mikhael memang memenangkan semuanya.
Ia membawaku pergi dengan pespa buntutnya. kami tidak terlalu berbicara. tapi tanganku tetap merangkul badannya. kelelahan tidak masuk akal ini membuatku muak. aku menyandarkan kepalaku di punggungnya. dan berpikir bagaimana bisa aku keluar dari jalan ini. untuk mnggapai mimpi mimpiku dan tetap bersamanya. Mustahil.
Pohon pohon menjulur tinggi di daerah danau. kalau pada akhirnya aku tidak akan kemana mana, aku akan menjadi Aurora yang berpidato untuk pohon. semua keindahan itu, daun daun yang hijau dan menyegarkan, batang batang kayu dengan aroma hutan. ouh tempat ini sempurna sekali. aku ingin ke Alaska bukan karena tempat ini sesuatu yang tidak bagus. aku hanya harus pergi. untuk menjawab semua penasaranku.
untuk menari dalam kebebebasan bersama rangkaian warna surga yang berpijar.
kami duduk diatas kayu kayu yang berada di atas danau. ini bukan tempat yang sempurna untuk melihat tebenamnya matahari. tapi kami berbagi banyak hal disini. keadaan sunyi ini benar benar membuat kami leluasa berbicara apapun yang kami rasakan.
" ku kira kita sudah sepakat kalau aku adalah pendengar yang baik." Aku menatap nya sekilas Dan takut. Hal hal ini. Aku malu pada diri ku. Sungguh.aku hanya anak 17 tahun yang penuh mimpi. Dan cowok dari antah berantah yang baru ku kenal. Okay aku memang naksir dengan nya dari beberapa waktu lalu, tepatnya sejak kami SMP. Tapi aku tidak pernah berpikir hubungan ini akan berjalan sejauh ini dengan nya. Mikhael membawa ku pada dekapan nya. " aku janji, aku akan memepertahankan mu selama lama nya." " okay, aku terhibur." Mikhael tertawa kecil, Dan aku mulai duduk tegap.
" you know what? selamanya adalah waktu yang lama! apalagi selama lama nya ! itu sesuatu yang sulit untuk di hitung, bahkan hanya dengan membayangkannya." Mikhael menatapku bimbang. "i know right!" ia menggeleng. "kau takut ?" ia memberi jeda. "atau tidak percaya ?"
aku menaikan kedua pundakku.
"sudah jelas dua duanya!" mikhael menambahkan.
"sebagai sesuatu yang manusiawi! aku lebih banyak takut bila pada akhirnya aku tidak bisa percaya dengan ucapanmu, atau takut bila sessuatu yang lain di luar kendali kita !"
" oh sekarang kau sudah menjadi normal?" ia meyindir. " aku lebih suka dirimu yang aneh, okay!" aku mengalihkan pandanganku. Dan memikirkan ayah. sudah jelas ini bukan perkara mudah. ayah bukan seseorang yang mudah di bujuk, ia memiliki prinsip yang keras, biasanya sesuatu yang sudah ia katakan adalah sesuatu yang sudah di dasari research dan cukup kuat bukti yang mendukung. jadi bisa di bilang "mustahil" untuk memberi jalan lain atau hanya berpendapat.
" dengar.. " Mikhael mengalihkan pandanganku.
" aku mengatakan semuanya dengan jujur!" mataku bergerak sedikit dan hanya mampu berkata Ok. Mikhael mengambil sesuatu dari kantung nya. Ia menunjukan ku sebuh cincin dengan model cukup unik. Cincin tersebut tidak menyatu, Satu lingkar Menuju ke bawah Dan satunya Menuju ke atas. Kedua ujung nya berbentuk lancip. " aku melihat cincin ini di Yogyakarta, ketika liburan sekolah tahun lalu, aku suka sekali. Padahal tidak muat. Entah kenapa aku hanya ingin membeli nya." " ku pikir ada hubungan nya dengan mu." ia menatap jariku. Lalu memasukan cincin tersebut ke jari telunjukku. Dan ajaib. Cincin nya muat saja. bahkan serasi. " kau tahu, ini adalah cincin penangkal ketakutan. " Aku ngakak. Dan Mikhael meringis. " kita berdua tahu kau adalah penakut. " " okay, aku akan menerima nya sebagai penangkal ketakutan." " Dari semua kata, dan makna dari 'jujur' aku ingin mencari kata lain agar sekali saja seseorang seperti mu, seseorang yang aku sukai tanpa alasan, seseorang yang memberiku perasaan tanpa tapi, seseorang yang ku percaya dengan oleh sebab apa, seseorang yang .. " Mikhael kehilangan kata.
" seseorang yang membuatku ingin membangun kehidupan masa depan." "Seseorang yang memburu pikiranku sebelum tidur..,"
"seseorang yang membuatku selalu ingin tahu apa yang ia lakukan!"
"seseorang yang bertahun tahun membuatku gugup hanya untuk menyapa."
aku mendengarkan dengan baik setiap kata yang ia katakan. menelusuri sisi gelap dari kalimat kalimat indah. dan aku menyerah.
Mikhael menang.
benar benar mengambil perasaan damai ini dalam senyum nya yang menawan.
" seseorang sepertimu! seseorang yang memiliki jutaan kata dan sulit untuk di ungkakan! hanya.. seseorang seperti mu.." Mikhael terdiam, matanya berkedip sekali dalam ketakutan, dan memandangku jauh, menarik penasaran ini ke dalam matanya. menyedot kami dalam ruang tanpa ujung. berlari. tertawa. sedih. marah. menari. hidup. bahagia. segala bentuk ekspresi itu berada diantara kami. Mikhael menyentuh pipiku dengan kedua tangannya. ia mendekakan keningnya.
" Bawa aku kemanapun bersamamu!"
Tags:
Melodi Tersembunyi
Photos
0 komentar