c | Melodi Terjebak (7) i wonder | Journey To Northen Light

Melodi Terjebak (7) i wonder

Dave POV
Aku menatap langit suram itu lagi, —belum ada perubahan.
Aku sudah berulang kali bolak-balik mengelilingi rumah, entah apa yang ku cari, aku sendiri masih kualahan. Tapi yang sebenarnya aku hanya berusaha membuat diriku sibuk.
Nah kan aku kepikiran dia lagi, padahal tadinya dia sudah berpesan agar tidak usah mengkhawatirkan nya, tapi karena aku sendiri tidak tidak tahu betul kemana dia pergi, hal itu pun lebih mengganggu.
Aku masih tidak mengertilagi lagi..,
Aku mencintainya, dia mencintaiku. Dan aku melamarnya, tapi ia malah memutuskan pergi—entah kemana—sementara.
She just 25. Mungkin terlalu terburu-buru?— barangkali. Tapi aku hanya berusaha menunjukkan padanya betapa nyaman nya kebersamaan kami yang ku harapkan lebih lama dari selamanya.
Pikiran ku di bawa pada lamaran itu lagi, — apa ada yang salah dari cara melamarku? Aku mengajaknya ke tempat berbukit yang sekitar 3 jam-an dari tempat kami. Seperti biasa dia selalu ceria di perjalanan, dia juga tidak sedang menghadapi masalah apapun. Dan kami harus berjalan cukup lama setelah nya. Well, masih tidak ada salah. Lalu saat kita berdua berhenti menikmati pemandangan luar biasa indah itu, aku mengecup bibirnya, dan di balas nya ganas seperti biasa.
Kami saling memandang sesaat. Dan makhluk indah itu tersenyum. Aku bisa merasakan bahagianya saat itu, benar-benar terpancar jelas dna menjulur padaku.
Kedua tangan nya masih merangkul leherku, dan aku tersadar balon udara yang ku sewa beberapa hari lalu akhirnya melambung tinggi tidak jauh dari kami. —aku semakin percaya diri rencana bahagia ku akan berjalan seperti yang ku bayangkan.
"Thanks for being with me!" Dia berbisik , napas nya perlahan merasuk. Aku tersenyum. Dan kemudian membuat jarak. Aku menggenggam tangan kirinya dan menengok ke balon udara itu. Di ikuti oleh Nessie. Dan kemudian seseorang yang berada dibalon udara itu melepaskan tali, dan terlihat lah tulisan "Will you marry me?"
Aku melihat dengan jelas perubahan wajah Nessie, mata nya melebar, dan ia mematung sesaat menimbang kalimat yang ia lihat. Aku menarik tangannya, dan berlutut dengan satu kaki. Ku ambil cincin berlian yang ku simpan di kantung celana ku.
"Nashville Tennessee, Would you like to be my wife?" Aku mengulang kalimat yang memiliki arti yang sama dengan yang ia lihat.
Tapi ia masih diam. —ketakutan? Ah Yea, hanya itu yang bisa ku baca dari ekspresi wajahnya.
"Nessie..," kepalanya bergerak memandang ke balon udara lagi. Gerakannya terkesan ragu.
"Dave...," ia berbisik lirih.
"Yes, sweetie?" Aku masih menunggu jawabannya.
"Can we just go home?" Aku bisa merasakan ketakutan itu dari tatapannya. Jari-jari nya bertemu, dan berkumpul di dekat cincin yang ia pakai di kanan jari telunjuknya.
Aku kemudian memutuskan berdiri. Dan mendekatinya.
"Are you okay?" Aku mengelus pipinya. Ia menatapku, dan aku tahu jawabannya tidak.
Satu-satu nya yang ku pikirkan saat itu hanya .., aku ingin membawa nya ke tempat yang ia inginkan. Aku bahkan lupa kalau Nessie bahkan tidak menyentuh cincin yang ku tunjukan padanya.
Ia tidak berbicara apa-apa padaku setelahnya. Ia hanya menjawab yang ku tanyakan. Dan aku kebingungan, penyebabnya.
Ku pikir ia akan tertidur sampai di rumah. Tapi sebelum masuk pintu ia malah berbalik arah.
"Aku akan pergi ke suatu tempat, kau tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku akan baik-baik saja." Aku menyimak dengan baik ucapannya, lalu bertanya-tanya apa yang terjadi.
Ia tidak menunggu ku menjawab, tapi langsung berjalan melewatiku. Sedetik kemudian ku rasakan tangannya mendekapku erat dari belakang. Aku berbalik.
"Dave, aku mencintaimu!" Ia menegaskan kalimat itu. Dan di kecup nya bibirku.
"Where do you wanna go?"
"Bawa aku bersama mu!" Aku menggenggam tangannya.
"Ku mohon biarkan aku sendirian!"
Aku berusaha menyelami matanya .., menerka apa yang tengah bergejolak dalam hatinya.
"If you don't wanna marry me , its ok" akhirnya aku memutuskan.
"But don't leave home!"
"Daaaveee..," nada nya seperti ingin marah.
"I won't leave home!" Katanya dengan suara tinggi.
"Aku hanya perlu waktu sendiri!" Dan kemudian berubah lirih.
Aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi aku ingin sekali melarangnya pergi.
"You are my home." Nessie menambahkan.
"Kalau begitu, promise me you will come back soon."
"I will..,"
Ia tersenyum dan melangkah pergi.
Jejak nya cepat sekali menghilang. Lalu menciptakan sedikit penyesalan bagi diriku sendiri.

Share:

0 komentar