Melodi terjebak (6) Go Nessie, follow the light. And be yourself.
Awan terlihat berubah warna. Aku mendadak tidak menyukai musim ini. Ah entahlah. Padahal apapun yang terjadi dengan ku di Nashville; aku sudah menikmatinya. Tapi aku tidak heran, sekarang kan aku sedang menuju kesana. Bukan disana.
"Kalau kau tidak bisa, kau tidak harus menerima semua ini!"
Suara lembut Mikael berlari mengelilingi telingaku.
Aku memandangnya, dan mulai berpikir bagaimana mengakhiri keadaan canggung ini.
Suara lembut Mikael berlari mengelilingi telingaku.
Aku memandangnya, dan mulai berpikir bagaimana mengakhiri keadaan canggung ini.
"Good girl go to heaven, bad girl go everywhere."
Aku mendengar jelas setiap kata yang ia ucapkan. Dan aku langsung tertawa hanya karena membandingkan gadis penakut yang menjelma diriku dulu.
Aku mendengar jelas setiap kata yang ia ucapkan. Dan aku langsung tertawa hanya karena membandingkan gadis penakut yang menjelma diriku dulu.
"Ha ha ha" dari nada pengucapan nya sudah jelas ia sedang komplain.
Aku masih tertawa.
"What?" Aku menepuk pundak nya.
"What?" Aku menepuk pundak nya.
"Please, listen to me!" Wajah nya berganti serius. Dan aku takut lagi.
Aku mengalihkan pandangan ku, sekali lagi.
Aku berpikir sebentar.
Aku berpikir sebentar.
"So, setelah bertahun-tahun lama nya, kau tidak mau memberi ku kesempatan hanya untuk mendengarkan ku?" Suara itu menarik mataku menatap nya.
"Oke" lirihku.
Ia terdiam memandangku.
"Bicaralah, aku benar-benar akan mendengarkan mu!"
Ia terdiam memandangku.
"Bicaralah, aku benar-benar akan mendengarkan mu!"
"Aku tidak pernah merencanakan bertemu dengan mu hari ini."
"Tapi"
"Aku memang berharap bisa bertemu dengan mu disini..,"
"Dalam suatu hari."
"Tapi"
"Aku memang berharap bisa bertemu dengan mu disini..,"
"Dalam suatu hari."
Aku berusaha tidak terbawa oleh kalimat itu.
"Kau bertemu dengan ku sekarang, lalu apa?"
"Kau bertemu dengan ku sekarang, lalu apa?"
Mikael mendengus.
Dan aku geram.
Dan aku geram.
"Kau tidak seharusnya menyia-nyia waktu mu!" Tegasku.
"I am not!"
"You did."
"Kalau alasan mu di sini cuma buat bertemu dengan ku, itu kesalahan besar."
"Kalau alasan mu di sini cuma buat bertemu dengan ku, itu kesalahan besar."
"Kesalahan besar ku adalah mengucapkan selamat tinggal padamu dengan cara yang tidak ku sukai."
"Kalau begitu kau bisa mengucapkan nya dengan cara yang lebih baik sekarang!"
Mikael menatapku dalam pertanyaan, sepertinya ia tengah menimbang nimbang ucapanku.
"Mikael please, everything has changed"
"Mikael please, everything has changed"
"Aku baru bertemu dengan mu, dan kau sungguh ingin aku mengucapkan selamat tinggal?"
Aku tidak tahan menatap kejam matanya, dan di sela-sela itu ku lihat tatapan lain yang menarik ku keluar setiap kali aku terbawa oleh Mikael.
Aku tidak tahan menatap kejam matanya, dan di sela-sela itu ku lihat tatapan lain yang menarik ku keluar setiap kali aku terbawa oleh Mikael.
"Mikael, hal itu sangat mengganggu ku, ketika aku tahu kau kemari hanya berharap bisa bertemu dengan ku."
"Dan karena semuanya tidak lagi seperti dulu"
Aku menghela nafas panjang. Dan mendadak sulit sekali mengeluarkan kata, hingga hal itu kemudian terdengar seperti bisikan.
"A-ku takut aku tidak bisa mewujudkan harapan mu" yang mungkin akupun mengharapkan nya. (Andai saja bisa ku lanjutkan)
"Dan karena semuanya tidak lagi seperti dulu"
Aku menghela nafas panjang. Dan mendadak sulit sekali mengeluarkan kata, hingga hal itu kemudian terdengar seperti bisikan.
"A-ku takut aku tidak bisa mewujudkan harapan mu" yang mungkin akupun mengharapkan nya. (Andai saja bisa ku lanjutkan)
Mikael menarik ku ke dalam dekapan nya.
"I hope nothing, but you."
"Duduk di dekat mu sudah cukup bagiku" ia melanjutkan dengan suara tertahan.
"I hope nothing, but you."
"Duduk di dekat mu sudah cukup bagiku" ia melanjutkan dengan suara tertahan.
Tags:
Melodi Terjebak
0 komentar