Cahaya Setengah Kuning
Cahaya setengah kuning itu kemudian menghilang, gelap membuntut di belakang nya. Aku tertegun, lagi lagi.
Aku merasa kosong disini, mimpi mimpi ku menghilang, aku lupa kemana mereka. Seakan.. Keberadaan ku di dunia hanya tidak mati bukan hidup.
Harus ku akui, ini tempat yang indah, rerumputan hijau, pepohonan rimbun. Dan sempurna sekali melihat nya dari atas rumah. Ini bagian yang paling bisa membuat ku duduk agak lama. Entah siapa yang mendesain rumah tua ini, tapi rooftop dengan tempat duduk kayu dan segala kehijauan ini luar biasa.
Suara mobil menarik mataku memandang ke bawah, mereka sudah selesai dengan penjualan.
Mum dan Papa sudah pulang , mereka selalu bersama, Kemana pun. Ku pikir mereka saling mencintai hanya karena selalu bersama sama. Tapi karena aku bukan anak 8 tahun lagi, sekarang aku tahu kalau kebersamaan mereka hanya sesuatu yang di haruskan untuk kebahagiaan ku.
Mum melambai, aku mengangkat tangan, dan melebarkan bibir.
Hari hari mati ini membingungkan.
"how was your day?" suara tegas itu mendekat, lalu papa duduk di samping ku. Aku tidak terlalu dekat dengan kedua nya. Itu fakta. Aku lebih sering menyimpan apa yang ku rasakan untukku. Lalu melepaskan nya dalam lukisan.
Aku menggeleng "datar" aku menatap nya sekilas dan kembali memandang ke depan.
"kalau tidak salah bukannya kau berteman dengan Navisa dan Elina, dua orang yang mulai bermain skateboard?"
"mereka menikmati permainan itu" aku berusaha tidak dingin tapi hanya itu kalimat yang ku dapat dalam kepalaku.
"Lenquine, dengar.. Aku tahu kau tidak terlalu menyukai tempat ini, tapi percaya padaku, semua yang kami lakukan hanya untuk keselamatan mu."
Aku memandang nya sebentar.
" aku bukan anak 8 tahun lagi Pa, aku bisa mencari kebahagiaan ku."
"ini bukan tentang aku. Tapi kalian."
"kalian tidak perlu tetap bersama untukku"
"sungguh" aku menyelipkan bibir ku. Suara ku sedikit tertelan.
Papa terdiam dan memandang ku.
"kau akan mengerti suatu hari" ia melebarkan bibir dan beringsut pergi.
Aku tertegun dan berpikir. Lagi lagi aku di terjebak dalam misteri misteri aneh. Semua orang meninggalkan pertanyaan untukku.
Mungkin aku terlalu menerima. Dan karena itu aku bergulat dengan misteri yang ku buat sendiri.
Aku merebahkan badan, dan rasanya letih sekali tidak melakukan apa apa. Kehidupan semacam apa ini. Aku menghidupkan tv dan terus me mencet nya tanpa henti. Tidak ada yang menarik.
Ugh, aku melepaskan semua baju lalu bersiap tidur.
0 komentar