c | Pemuda Bodoh | Journey To Northen Light

Pemuda Bodoh

Sang senja perlahan menggelapkan lautan, seorang pemuda bodoh yang terjebak dalam air laut yang mendinginpun mulai mengkhawatirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya. Tapi beruntung.. tidak lama dari pemikiran itu terlintas, Sebuah kapal menghampirinya. sang kapten yang ibapun mendekat ke tepian kapal, lalu menjulurkan tangannya..

" raih tanganku.." kata pemilik kapal. Si pemuda bodoh hanya terdiam tanpa menggerakkan tangannya. Pemilik kapalpun bingung.

" Hey.. kau perlu bantuan kan? " tanya kapten.

" Tidak usah.. Tuhan yang akan menolongku.. " jawab si pemuda bodoh santai, meski air laut mulai mengubah suhu tubuhnya. mendingin.

Mendengar jawaban itupun pemilik kapal kembali melanjutkan perjalanannya.

Suasana semakin mencekap, senyap menjulurkan ketakutan dalam tubuhnya.
beberapa saat pemuda bodoh itu kembali di hampiri kapal.

" Ayo, naiklah! " lagi.. lagi ada seorang pemilik kapal yang baik hati, berusaha membantunya.

" Tidak usah, termakasih. Tuhan yang akan menolongku. " sekali lagi si pemuda bodoh menjawab dengan santai. secara tidak langsung iapun mengusir para penolong yang akan menyelamatkannya.tapi nahas, pemuda bodoh itu tak bisa bertahan lebih lama dari yang ia harapkan. Iapun tenggelam, dan mati.

Setelah berakhirnya kehidupannya didunia.. ia masuk ke suatu wilayah yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Iapun mulai bertanya-tanya pada setiap makhluk yang ia temui ditempat itu. " kenapa Tuhan tidak menolongku ketika aku hampir mati di lautan?" tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Iapun merana memikirkan hal itu.. hingga pada suatu ketika untuk yang ke sekian kalinya ia bertanya..

" kenapa Tuhan tidak menolongku ketika aku hampir tenggelam tempo hari? kenapa ya.."

" Tuhan sudah mengirimkanmu dua kapal, Bodoh!" jawabku berteriak-teriak, berharap suaraku dari bumi ini dapat masuk ke kehidupannya yang baru.

Lagian aneh banget tu orang, yang namanya pertolongan Tuhan kan bisa lewat apapun. Dia perlu perantara agar kita mengerti, kalau kehidupan itu saling terhubung. kita memerlukan satu sama lain.

Tags:

Share:

0 komentar